JAKARTA - Memasuki satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, publik dan pengamat mulai menilai efektivitas kinerja kementerian dalam Kabinet Merah Putih.
Survei terbaru yang dilakukan IndoStrategi menyoroti 10 kementerian dengan kinerja terbaik serta kementerian yang masih perlu perbaikan, menunjukkan pola menarik bahwa kementerian teknokratik cenderung lebih efektif dibanding kementerian yang sarat politik.
10 Kementerian Teratas
Berdasarkan survei IndoStrategi, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menduduki peringkat pertama dengan skor 3,35 dari skala 0–5.
Kinerja kementerian ini dinilai berhasil mempertahankan program-program pendidikan dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan dasar dan menengah secara konsisten.
Di posisi berikutnya adalah:
Kementerian Luar Negeri – 3,32
Kementerian Agama – 3,26
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi – 3,22
Kementerian Pertanian – 3,21
Kementerian Keuangan – 3,15
Kementerian Dalam Negeri – 3,14
Kementerian Pertahanan – 3,13
Kementerian Kehutanan – 3,08
Kementerian Investasi dan Hilirisasi – 3,08
Skor tinggi pada kementerian teknokratik dan non-politik ini menegaskan bahwa fokus pada kinerja administratif, koordinasi lintas bidang, dan implementasi program berbasis data berdampak positif terhadap efektivitas kementerian.
Kementerian dengan Kinerja Perlu Peningkatan
Di sisi lain, lima kementerian mendapat skor di bawah 3,0, menandakan perlunya peningkatan kinerja. Kementerian tersebut adalah:
Kementerian Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan – 2,81
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional – 2,81
Kementerian Hak Asasi Manusia – 2,79
Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman – 2,77
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral – 2,74
IndoStrategi mencatat bahwa kementerian dengan skor sedang hingga rendah cenderung mengalami kendala koordinasi internal, kompleksitas birokrasi, dan potensi konflik politik, sehingga menghambat efektivitas pelaksanaan program.
Stabilitas Makro dan Konsistensi Fiskal
Laporan riset menyoroti keberhasilan pemerintah menjaga stabilitas makro dan konsistensi fiskal. Meski demikian, konsolidasi internal masih menjadi pekerjaan rumah utama kabinet yang baru berusia satu tahun.
“Jumlah kabinet yang membesar dibandingkan pemerintahan sebelumnya membutuhkan banyak penyesuaian nomenklatur, anggaran, dan pembagian tugas serta wewenang di antara kementerian,” ujar Ali Noer Zaman, Direktur Riset IndoStrategi.
Ali menambahkan, pemerintah perlu menekankan reformasi struktural, peningkatan koordinasi antar kementerian, dan transparansi agar kebijakan lebih efektif dan tepat sasaran.
Pentingnya Transparansi dan Akuntabilitas
Selain itu, Visna Vulovik, Managing Director IndoStrategi, menekankan peran penting transparansi dan akuntabilitas.
“Dengan transparansi dan akuntabilitas yang tinggi, publik bisa ikut berpartisipasi dan secara aktif memberikan masukan,” kata Visna.
Menurut laporan, publik yang terlibat dalam pengawasan dapat mendorong kementerian bekerja lebih profesional dan kreatif dalam mencari solusi kebijakan yang inovatif.
Momentum Konsolidasi Tahun Kedua
IndoStrategi menilai tahun kedua pemerintahan Prabowo–Gibran menjadi momentum penting untuk meningkatkan efektivitas kabinet.
Skor tinggi pada kementerian teknokratik harus dijadikan benchmark untuk kementerian lain, sementara kementerian yang skor rendah harus mendapat perhatian khusus melalui evaluasi program, pelatihan staf, dan penguatan manajemen internal.
“Publik perlu memberi kesempatan pada pemerintahan Prabowo-Gibran untuk berkonsolidasi dan berkoordinasi, mengingat jumlah anggota kabinet yang besar. Tapi di sisi lain, pengawasan publik harus terus dilakukan agar pemerintah senantiasa bekerja keras,” tegas Ali Noer Zaman.
Tantangan dan Harapan
Kinerja kementerian menjadi indikator utama efektivitas program pemerintahan, mulai dari pendidikan, pertanian, pertahanan, hingga investasi. Konsistensi dalam penanganan isu strategis seperti pertumbuhan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan program sosial akan menentukan persepsi publik terhadap kabinet Merah Putih ke depan.
Riset juga menekankan bahwa koordinasi lintas kementerian, penguatan tata kelola, dan penerapan kebijakan berbasis data menjadi kunci agar efektivitas kinerja tidak hanya diukur dari skor, tetapi juga dari dampak nyata bagi masyarakat.
Publik menaruh harapan besar agar kementerian yang saat ini skor rendah mampu meningkatkan kinerjanya melalui inovasi, profesionalisme, dan penguatan sistem pengawasan internal.
Keberhasilan kabinet akan terlihat jika reformasi birokrasi berjalan konsisten, dan kebijakan pemerintah dapat diterima serta dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara langsung
Survei IndoStrategi menunjukkan bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Agama menjadi contoh kementerian yang bekerja efektif selama satu tahun pertama. Sementara itu, kementerian dengan skor di bawah 3,0 menjadi perhatian khusus untuk perbaikan.
Tahun kedua kabinet Prabowo–Gibran menjadi momentum penting untuk reformasi struktural, peningkatan koordinasi, transparansi, dan inovasi kebijakan, sehingga efektivitas kinerja seluruh kementerian dapat lebih optimal.