Setahun Kabinet Merah Putih, Prabowo Lakukan 3 Reshuffle Besar

Senin, 20 Oktober 2025 | 13:07:45 WIB
Setahun Kabinet Merah Putih, Prabowo Lakukan 3 Reshuffle Besar

JAKARTA - Dalam kurun waktu satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Kabinet Merah Putih telah mengalami reshuffle sebanyak tiga kali, dengan total 17 menteri dan pejabat tinggi yang diganti atau dipindahkan. 

Langkah ini dinilai sebagai upaya memperkuat efektivitas kabinet sekaligus menindak tegas menteri atau pejabat yang ‘nakal’.

Prabowo menekankan bahwa reshuffle merupakan bagian dari komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menegakkan disiplin dalam pemerintahan. 

“Kalau ada pejabat yang melanggar aturan atau bersikap buruk, langkah peringatan hingga perombakan kabinet akan ditempuh demi kepentingan negara dan rakyat,” ujarnya.

Pola Angka Keberuntungan

Uniknya, Presiden ke-8 Indonesia ini beberapa kali menggunakan angka 8 sebagai simbol keberuntungan. Misalnya, reshuffle pertama digelar pada 19 Februari 2025, karena 1+9=10, lalu 1+0=1, digabungkan dengan bulan 2, menyisakan simbol angka keberuntungan 8. 

Reshuffle kedua pada 8 September 2025 langsung menampilkan angka 8, dan reshuffle ketiga pada 17 Juli 2025, di mana 1+7=8. Bahkan total pejabat yang dirombak sebanyak 17 orang, 1+7=8 kembali, memperkuat simbolisme keberuntungan yang diyakini Prabowo.

Reshuffle Pertama: Februari 2025

Tanggal: 19 Februari 2025
Fokus: Pendidikan dan teknologi

Pada reshuffle pertama, Prabowo mengganti Menteri Pendidikan, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Soemantri Brojonegoro dengan Brian Yuliarto, setelah Soemantri mendapat protes dari ratusan pegawai pada Januari 2025. 

Pergantian ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengelolaan teknologi di Indonesia, sekaligus memberi sinyal bahwa kabinet harus bekerja secara disiplin dan efektif.

Pelantikan Brian Yuliarto dilakukan di Istana Negara, Jakarta, dan menandai reshuffle pertama di Kabinet Merah Putih periode 2024–2029.

Reshuffle Kedua: September 2025

Tanggal: 8 September 2025
Fokus: Keuangan, haji, dan perlindungan pekerja

Reshuffle kedua menekankan penguatan sektor keuangan dan pelayanan publik, terutama terkait urusan haji dan perlindungan pekerja migran. Beberapa posisi penting diganti, antara lain:

  1. Menteri Keuangan: Purbaya Yudhi Sadewa
  2. Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia: Mukhtarudin, kini menjadi Menteri Perlindungan Pekerja Migran
  3. Menteri Koperasi: Ferry Joko Juliantono
  4. Menteri Haji dan Umrah: Mochamad Irfan Yusuf
  5. Wakil Menteri Haji dan Umrah: Dahnil Anzar Simanjuntak

Langkah ini juga menandai pembentukan Kementerian Haji dan Umrah untuk meningkatkan kualitas layanan ibadah bagi umat Islam yang menunaikan haji dan umrah di Arab Saudi.

Reshuffle Ketiga: Juli 2025

Tanggal: 17 Juli 2025
Fokus: Penguatan koordinasi, BUMN, dan lembaga strategis

Reshuffle ketiga merupakan yang paling besar, dengan 11 pejabat yang diganti atau dipindahkan. Tujuannya memperkuat koordinasi, mengoptimalkan lembaga strategis, dan mengisi kekosongan di posisi vital. Beberapa nama yang dilantik antara lain:

  1. Djamari Chaniago – Menkopolkam (menggantikan Budi Gunawan)
  2. Erick Thohir – Menpora (dari Menteri BUMN)
  3. Afriansyah Noor – Wakil Menteri Ketenagakerjaan
  4. Rohmat Marzuki – Wakil Menteri Kehutanan
  5. Faridah Faricha – Wakil Menteri Koperasi
  6. Angga Raka Prabowo – Kepala Badan Komunikasi Pemerintah
  7. Muhammad Kudari – Kepala Staf Kepresidenan
  8. Ahmad Dhafiri – Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan dan Reformasi Kepolisian
  9. Nani Sudariati Deyang – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional
  10. Sonny Sanjaya – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional
  11. Sarah Sadiqah – Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Menurut Prabowo, reshuffle ini penting untuk menjaga kabinet tetap bersih, disiplin, dan fokus pada program prioritas nasional, khususnya kesejahteraan rakyat.

Alasan dan Filosofi Reshuffle

Prabowo menegaskan reshuffle dilakukan untuk menindak pejabat yang berulang kali melanggar aturan atau bersikap “nakal”. Mekanismenya berupa:

  1. Peringatan pertama bagi pejabat yang melanggar
  2. Peringatan kedua jika masih melanggar
  3. Reshuffle atau pergantian jika masih tidak ada perbaikan

“Kalau satu atau dua nakal, saya peringati. Tiga kali masih tidak mau dengar, apa boleh buat, reshuffle harus diganti demi negara, bangsa, dan rakyat,” ujarnya.

Langkah reshuffle ini menunjukkan komitmen Prabowo untuk memprioritaskan kepentingan rakyat di atas popularitas pribadi dan memperkuat integritas pemerintahan.

Terkini