IHSG Berpotensi Melemah di Awal Pekan, Ini Saham Pilihannya

Senin, 20 Oktober 2025 | 10:38:27 WIB
IHSG Berpotensi Melemah di Awal Pekan, Ini Saham Pilihannya

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan pelemahan pada perdagangan awal pekan ini, Senin 20 Oktober 2025. Setelah menutup pekan lalu di zona merah, pelaku pasar tampak masih berhati-hati menghadapi ketidakpastian global yang kembali meningkat.

Pada penutupan bursa Jumat lalu, IHSG berakhir di posisi 7.915, terkoreksi 209,10 poin atau 2,57 persen. Koreksi ini menandai tekanan signifikan di pasar saham domestik, meski di sisi lain pasar obligasi justru masih menunjukkan ketahanan.

Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menilai bahwa pelemahan IHSG kali ini tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi ekonomi nasional, melainkan lebih banyak dipicu oleh gejolak eksternal, terutama dari Amerika Serikat (AS).

Kasus Perbankan AS Tekan Sentimen Pasar

Menurut Nico, kekhawatiran investor meningkat setelah muncul kasus baru yang melibatkan dua bank besar AS, yakni Zion Bancorp dan Western Alliance. Kedua lembaga keuangan ini dikenal sebagai bank regional kuat di Amerika, namun pernah mengalami tekanan serius pada 2023.

Zion merupakan salah satu bank regional tertua dan terbesar dengan reputasi baik di komunitas bisnis wilayah barat AS. Sementara Western Alliance dikenal sebagai perbankan modern yang tumbuh cepat dengan fokus pada pasar khusus seperti pinjaman gudang hipotek.

Keduanya sempat tersandung masalah terkait tingginya dana deposito yang tidak diasuransikan serta kerugian belum terealisasi. Kini, keduanya kembali menjadi sorotan setelah terungkap adanya kasus penipuan pinjaman bernilai besar.

“Pasar dilingkupi kekhawatiran akibat kasus tersebut, yang membuat investor global kembali mencari aset aman. Tekanan ini juga ikut menyeret pergerakan IHSG,” jelas Nico.

Faktor Domestik dan Arah IHSG

Selain tekanan eksternal, kondisi domestik juga menjadi perhatian. Pemerintah baru saja memperluas program Bantuan Langsung Tunai (BLT) menjadi 35,47 juta keluarga penerima manfaat (KPM), dengan anggaran meningkat dari Rp71 triliun menjadi lebih dari Rp100 triliun.

Langkah ini diharapkan bisa menjaga daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian global. Namun, bagi pasar modal, kebijakan fiskal ekspansif ini masih direspons hati-hati oleh investor yang menunggu dampaknya terhadap inflasi dan kestabilan anggaran negara.

“Berdasarkan analisis teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.780–8.020,” ujar Nico dalam analisisnya.

Tekanan Jual Masih Terlihat

Analis MNC Sekuritas, T. Herditya Wicaksana, menambahkan bahwa IHSG terkoreksi cukup tajam sebesar 2,57 persen ke level 7.915 pada pekan lalu, disertai tekanan jual yang cukup besar.

Menurut Herditya, pergerakan IHSG sudah mendekati area koreksi dan menutup gap sebelumnya. Namun, potensi pelemahan masih terbuka dalam jangka pendek, terutama menuju area 7.700–7.830.

“Dalam jangka pendek, kami memperkirakan IHSG berpeluang menguat untuk menguji kembali level 7.930–7.963, sebelum kemungkinan kembali terkoreksi,” katanya.

Rekomendasi Saham dari Beberapa Sekuritas

Meski indeks berpotensi melanjutkan koreksi, sejumlah saham masih direkomendasikan oleh para analis untuk strategi trading jangka pendek.

1. Pilarmas Investindo Sekuritas

CPIN: harga terakhir 4.970, support 4.860, resistance 5.100, target 5.075

ANTM: harga terakhir 3.450, support 3.370, resistance 3.580, target 3.550

ICBP: harga terakhir 9.400, support 9.200, resistance 9.925, target 9.800

2. BNI Sekuritas

AMMN: speculative buy, area beli 7.900–8.000, cut loss 7.800, target 8.100–8.200

PGEO: speculative buy, area beli 1.230–1.270, cut loss 1.200, target 1.300–1.350

ANTM: speculative buy, area beli 3.400–3.450, cut loss 3.350, target 3.530–3.600

3. MNC Sekuritas

HMSP: buy on weakness di 615–655, stop loss di bawah 610, target 735–770

ULTJ: buy on weakness di 1.315–1.325, stop loss di bawah 1.295, target 1.345–1.405

UNTR: speculative buy di 26.350–26.875, stop loss di bawah 25.825, target 27.350–28.025

ASII: sell on strength di 5.675–5.750

Strategi Investor di Tengah Ketidakpastian

Para analis sepakat bahwa kondisi pasar saat ini masih cukup volatil. Investor disarankan lebih selektif dan disiplin dalam menentukan titik masuk dan keluar saham. Fokus pada sektor defensif seperti konsumsi, energi, dan infrastruktur dinilai dapat menjadi pilihan aman dalam jangka pendek.

Selain itu, pelaku pasar juga diimbau untuk memperhatikan perkembangan global, terutama dari sisi kebijakan suku bunga AS dan stabilitas sektor perbankan di negara tersebut, karena masih berpotensi menekan aliran modal asing ke emerging market, termasuk Indonesia.

Herditya menegaskan bahwa meskipun IHSG masih rawan terkoreksi, peluang technical rebound tetap terbuka, terutama jika tekanan jual mulai berkurang. “Momentum penguatan bisa dimanfaatkan untuk trading short-term, namun tetap waspadai level support penting di bawah 7.800,” ujarnya.

Terkini