China Bangun Dana Jumbo untuk Lawan Dominasi Chip AS

Senin, 20 Oktober 2025 | 09:45:35 WIB
China Bangun Dana Jumbo untuk Lawan Dominasi Chip AS

JAKARTA - China tampaknya tak ingin terus bergantung pada teknologi semikonduktor dari Amerika Serikat.

 Di tengah tekanan ekspor chip yang semakin ketat dari Washington, pemerintah dan kota-kota besar di China kini kompak membentuk dana investasi raksasa untuk memperkuat kemandirian industri chip nasional.

Langkah terbaru datang dari Shenzhen, kota yang dikenal sebagai Silicon Valley-nya China. Pemerintah kota itu resmi meluncurkan dana semikonduktor senilai 5 miliar yuan, atau sekitar Rp11 triliun. 

Dana ini akan difokuskan pada pengembangan desain chip, komponen penting, peralatan produksi, hingga teknologi advanced packaging—tahapan akhir penting dalam pembuatan chip modern.

Dana tersebut sepenuhnya didukung oleh pemerintah kota dan lembaga investasi negara di kawasan industri semikonduktor Shenzhen. Programnya dirancang berjalan selama 10 tahun untuk mempercepat pertumbuhan dan dominasi teknologi lokal di sektor chip yang strategis.

Perlombaan Antarkota Jadi Ajang Adu Inovasi

Menurut Peng Peng, pengamat dari Guangdong Society of Reform, langkah Shenzhen ini bukan sekadar kebijakan ekonomi, melainkan bagian dari “perlombaan antarkota” dalam membangun industri chip nasional.

“Semikonduktor dan kecerdasan buatan kini menjadi garis depan kompetisi, baik di dalam negeri maupun secara global,” ujar Peng Peng.

Persaingan ini terlihat jelas. Shanghai, kota teknologi terkemuka lainnya, juga tancap gas. Mereka membentuk dana bersama senilai 1,5 miliar yuan bersama perusahaan teknologi AMEC, dengan fokus pada pemecahan kebuntuan riset dan teknologi chip. 

Tak berhenti di situ, pemerintah kota Shanghai menanamkan modal lebih dari 70% dalam private equity fund senilai 5,7 miliar yuan khusus untuk memperkuat sektor semikonduktor.

Di sisi lain, Hangzhou—yang tengah naik daun sebagai pusat inovasi baru di China—turut berpartisipasi. Kota ini menggandeng investor daerah untuk membentuk dana 10 miliar yuan yang diarahkan pada penguatan rantai pasok chip nasional.

Sementara itu, provinsi Hubei yang terletak di wilayah tengah China ikut mendukung dengan proyek bersama senilai 20,7 miliar yuan bersama YMTC, produsen memori lokal. Fokusnya mencakup seluruh rantai industri, dari desain hingga tahap penjualan chip.

Respons Terhadap Tekanan Amerika Serikat

Gelombang pendanaan ini muncul sebagai reaksi terhadap kebijakan keras Amerika Serikat yang semakin membatasi akses China ke teknologi semikonduktor canggih.

Pekan lalu, Senat AS meloloskan aturan baru yang mewajibkan Nvidia dan AMD memprioritaskan pasokan chip kecerdasan buatan (AI) untuk perusahaan asal Amerika. 

Tak lama berselang, Presiden Donald Trump juga mengeluarkan ancaman akan membatasi ekspor “perangkat lunak penting”, termasuk software desain chip yang menjadi komponen vital dalam proses manufaktur.

Tekanan ini memicu kekhawatiran akan terhambatnya akses China terhadap teknologi global. Karena itu, Beijing mempercepat langkah swasembada chip dengan mendorong badan investasi negara dan pemerintah daerah memperkuat riset serta fasilitas produksi di dalam negeri.

Pertumbuhan Industri Chip China Terus Meningkat

Data dari National High-tech Industrial Innovation Center menunjukkan bahwa nilai industri semikonduktor China telah mencapai 1,8 triliun yuan pada tahun 2024. Tiga kota besar—Shenzhen, Shanghai, dan Beijing—disebut menjadi episentrum utama perkembangan industri tersebut.

Meskipun kemajuan pesat terjadi pada desain dan peralatan chip, laporan lembaga riset itu mencatat bahwa China masih tertinggal dalam teknologi manufaktur tingkat lanjut dan packaging canggih. Bidang ini masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan dari Amerika, Taiwan, dan Korea Selatan.

Namun, dengan injeksi dana triliunan yuan, para pengamat menilai bahwa kesenjangan tersebut bisa berkurang signifikan dalam 5 hingga 10 tahun mendatang. 

Apalagi, pemerintah China telah menjadikan kemandirian teknologi semikonduktor sebagai prioritas strategis nasional, sejajar dengan pengembangan AI dan energi hijau.

Dana Jumbo Jadi “Senjata Baru” China

Langkah-langkah agresif ini menunjukkan bahwa China tak lagi sekadar berperan sebagai pembeli teknologi, melainkan ingin menjadi pemain utama dalam rantai pasok global semikonduktor.

“Shenzhen, Shanghai, hingga Hangzhou kini membangun senjata finansial dan teknologi untuk menghadapi dominasi chip Amerika,” tulis South China Morning Post (SCMP) dalam laporannya.

Selain memperkuat sektor riset, pendanaan besar-besaran ini juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada komponen dan perangkat lunak asing, serta menciptakan lapangan kerja berteknologi tinggi bagi tenaga ahli dalam negeri.

Pemerintah pusat turut mendorong kolaborasi lintas kota dan perusahaan agar tercipta ekosistem chip terpadu, mulai dari penelitian material hingga pengujian akhir.

Menuju Kemandirian Teknologi Nasional

Meski jalan menuju kemandirian penuh masih panjang, langkah-langkah konkret yang diambil berbagai kota besar di China menandai perubahan arah besar-besaran dalam strategi teknologi nasional.

Dukungan dana publik, investasi swasta, serta kolaborasi antara lembaga riset dan sektor industri diyakini akan mempercepat transisi China dari pengguna menjadi produsen utama teknologi chip global.

Jika strategi ini berhasil, China bukan hanya memperkuat pertahanan ekonominya dari tekanan Amerika, tetapi juga berpotensi menggeser keseimbangan kekuatan teknologi dunia dalam dekade mendatang.

Dari Shenzhen hingga Hubei, gelombang investasi semikonduktor China menandai tekad kuat Beijing untuk membangun “senjata digital” menghadapi dominasi chip Amerika. 

Dengan dana jumbo, riset besar-besaran, dan dorongan politik yang kuat, China kini menegaskan ambisinya: menjadi kekuatan mandiri dalam industri chip global, sekaligus benteng ekonomi digital di era perang teknologi modern.

Terkini