Emas Cetak Rekor Tertinggi, Investor Berburu Aset di Tengah Ketidakpastian Global

Jumat, 17 Oktober 2025 | 10:24:29 WIB
Emas Cetak Rekor Tertinggi, Investor Berburu Aset di Tengah Ketidakpastian Global

JAKARTA - Harga emas kembali mencetak rekor tertinggi, didorong meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global dan ketegangan geopolitik. 

Penguatan harga logam mulia ini juga diperkuat oleh ekspektasi penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed), yang mendorong minat investor terhadap aset lindung nilai.

Emas Terus Menanjak dan Sentuh Rekor Baru

Harga emas terus menunjukkan performa mengesankan dengan menembus level tertinggi sepanjang masa. Berdasarkan data perdagangan terkini, harga emas spot mencapai US$ 4.368,44 per ons troi, naik 0,97% dari posisi sebelumnya di US$ 4.326,58 per ons troi. 

Sementara kontrak pengiriman Desember 2025 di Commodity Exchange tercatat di level US$ 4.371 per ons troi, meningkat 1,54% dari harga sebelumnya di US$ 4.304,60 per ons troi.

Kenaikan ini menandai reli kuat yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Sejak awal tahun, harga emas menunjukkan tren bullish seiring dengan meningkatnya minat investor global terhadap aset aman di tengah tekanan ekonomi dan ketidakpastian pasar keuangan internasional.

Faktor Pendorong Lonjakan Harga Emas

Kenaikan harga emas dipicu oleh sejumlah faktor yang saling berkaitan. Salah satunya adalah kekhawatiran terhadap kualitas kredit di ekonomi Amerika Serikat, yang mendorong investor untuk mencari aset yang dianggap lebih stabil dan aman. 

Selain itu, meningkatnya ketegangan antara AS dan China juga menambah kekhawatiran pasar, memperkuat dorongan terhadap permintaan emas sebagai aset safe haven.

Emas dipandang sebagai instrumen lindung nilai terhadap risiko dan volatilitas ekonomi global. Setiap kali muncul ketidakpastian geopolitik atau ancaman terhadap stabilitas keuangan, permintaan emas biasanya melonjak tajam. 

Dalam beberapa pekan terakhir, permintaan emas fisik dan investasi emas berjangka sama-sama menunjukkan peningkatan signifikan.

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Selain faktor geopolitik, salah satu pendorong utama reli emas adalah meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga secara signifikan dalam waktu dekat. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengisyaratkan bahwa bank sentral saat ini berada di jalur menuju kebijakan moneter yang lebih longgar.

Kebijakan pemangkasan suku bunga cenderung memberikan dorongan positif bagi harga emas. Pasalnya, ketika suku bunga turun, imbal hasil aset berbasis dolar menjadi kurang menarik, sehingga investor lebih memilih emas sebagai alternatif penyimpanan nilai. 

“Aksi beli emas besar-besaran ini juga didukung oleh spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga secara signifikan pada tahun ini,” demikian penjelasan yang beredar di pasar.

Dengan kondisi tersebut, emas kini bersiap mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak 2008, sekaligus memperpanjang tren penguatan yang dimulai sejak Agustus.

Permintaan Global dan Prospek Ke Depan

Selama tahun berjalan, harga emas telah melonjak lebih dari 65%. Kenaikan tajam ini tidak hanya dipicu oleh sentimen pasar dan kebijakan moneter, tetapi juga oleh peningkatan pembelian emas oleh sejumlah bank sentral dunia. 

Langkah bank-bank sentral tersebut menambah tekanan permintaan terhadap pasokan global, sehingga mendorong harga ke level tertinggi baru.

Permintaan emas juga meningkat di pasar ritel, baik dalam bentuk perhiasan maupun instrumen investasi seperti emas batangan dan reksa dana berbasis logam mulia. Para analis memperkirakan tren penguatan ini masih akan berlanjut selama kondisi ekonomi global belum menunjukkan stabilitas.

Selain itu, faktor geopolitik yang belum mereda, seperti tensi perdagangan dan kekhawatiran resesi global, diprediksi tetap akan menjadi katalis utama yang menjaga minat terhadap emas sebagai aset aman. 

Seiring dengan perbaikan sistem keuangan dan kebijakan moneter yang lebih longgar, investor diperkirakan tetap mempertahankan posisi mereka di aset logam mulia ini.

Dengan momentum positif yang masih kuat, emas kemungkinan akan terus menjadi primadona di pasar keuangan global. Bagi investor, logam mulia ini tidak hanya menjadi pelindung nilai terhadap inflasi, tetapi juga simbol stabilitas di tengah gejolak ekonomi yang tak menentu.

Terkini