Erick Thohir Tetap Jadi Dewas Danantara, Purbaya Jelaskan Alasannya

Kamis, 16 Oktober 2025 | 12:37:34 WIB
Erick Thohir Tetap Jadi Dewas Danantara, Purbaya Jelaskan Alasannya

JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa posisi Erick Thohir di jajaran Dewan Pengawas (Dewas) Danantara Indonesia tidak berubah, meskipun kini ia sudah resmi menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). 

Keputusan ini menepis spekulasi publik bahwa pergeseran jabatan Erick dari Menteri BUMN akan berimbas pada keanggotaannya di lembaga pengelola investasi milik negara tersebut.

Dalam keterangan resminya usai menghadiri rapat Dewas Danantara pada Rabu 14 Oktober 2025, Purbaya menegaskan bahwa hingga kini Erick masih berstatus sebagai Ketua Dewas Danantara. “Masih, Pak Erick. Enggak ada [pergantian],” ujar Purbaya kepada wartawan.

Rapat Dewas yang digelar di Wisma Danantara Indonesia itu merupakan kali pertama bagi Purbaya hadir sebagai anggota Dewas setelah dirinya resmi menjabat Menteri Keuangan. 

Selain Purbaya dan Erick, jajaran Dewas Danantara juga diisi oleh Muliaman Hadad serta tujuh menteri koordinator (menko) yang mewakili sektor-sektor strategis pemerintahan.

Kehadiran Lengkap Para Menteri dan Pimpinan Danantara

Berdasarkan pantauan Bisnis, Erick Thohir tampak menghadiri rapat tersebut bersama sejumlah pejabat tinggi lainnya. 

Ia terlihat meninggalkan gedung setelah CEO Danantara Rosan Roeslani, CIO Pandu Sjahrir, dan beberapa menteri koordinator seperti Menko Infrastruktur Agus Yudhoyono, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Pangan Zulkifli Hasan, serta Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno.

Pertemuan yang berlangsung hingga malam hari itu menjadi momentum penting bagi Dewas Danantara untuk meninjau berbagai agenda strategis lembaga tersebut, terutama setelah restrukturisasi besar-besaran di lingkungan kementerian dan BUMN. 

Dalam kesempatan itu, para anggota Dewas juga membahas arah kebijakan Danantara dalam mengelola investasi strategis negara ke depan.

Pembahasan Rencana Kerja dan Komite Independen

Dalam rapat tersebut, Purbaya mengungkapkan bahwa Dewas turut membahas Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Danantara untuk tahun fiskal berjalan. Selain itu, agenda lain yang tak kalah penting adalah pemilihan komite independen yang akan berperan dalam memperkuat tata kelola lembaga.

“Ada pemilihan komite independen untuk Danantara. Jadi rapatnya berlangsung bagus. Saya tanya macam-macam,” ungkap Purbaya kepada wartawan.

Meskipun tidak merinci lebih jauh siapa saja yang akan mengisi posisi di komite independen tersebut, Purbaya menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya memperkuat sistem pengawasan dan transparansi di tubuh Danantara. 

Hal ini juga sejalan dengan mandat pemerintah agar lembaga tersebut beroperasi secara profesional dan bebas dari intervensi politik.

Fokus Pemanfaatan Dividen BUMN untuk Investasi Produktif

Selain membahas komite independen, rapat Dewas juga menyinggung soal pengelolaan dividen BUMN yang kini dialihkan ke Danantara pascarevisi Undang-Undang BUMN. 

Berdasarkan target APBN 2025, total dividen yang dihasilkan perusahaan pelat merah diperkirakan mencapai Rp90 triliun. Dana tersebut diharapkan menjadi sumber pembiayaan penting bagi Danantara untuk menggenjot investasi di proyek-proyek strategis nasional.

Menurut Purbaya, fokus utama ke depan adalah memastikan agar dana tersebut dapat diinvestasikan pada proyek-proyek yang memberikan dampak nyata terhadap perekonomian nasional. 

“Dividen BUMN sebaiknya tidak lagi hanya menjadi penerimaan negara, tetapi dialihkan untuk investasi yang bisa memacu pertumbuhan,” ujarnya.

Dengan begitu, Danantara dapat berperan lebih besar sebagai lembaga pengelola investasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan di berbagai sektor seperti infrastruktur, energi, dan teknologi.

Konsistensi Purbaya dalam Dorong Profesionalisme Danantara

Kehadiran Purbaya sebagai Menkeu dalam rapat Dewas kali ini menandai komitmen pemerintah untuk memastikan arah kebijakan Danantara tetap sejalan dengan prinsip kehati-hatian fiskal. 

Ia menegaskan pentingnya menjaga agar seluruh keputusan strategis di lembaga tersebut tidak membebani APBN, melainkan memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, posisi Erick Thohir yang tetap dipertahankan sebagai Ketua Dewas dinilai sebagai bentuk kontinuitas dan stabilitas di tubuh Danantara. 

Erick selama ini dikenal memiliki rekam jejak yang kuat dalam restrukturisasi dan penguatan tata kelola BUMN, yang menjadi modal penting bagi lembaga investasi negara itu untuk terus berkembang.

“Dengan kepemimpinan yang solid dan visi yang sama antara Dewas dan manajemen, Danantara bisa lebih fokus pada investasi strategis tanpa harus menunggu arahan dari pemerintah pusat,” jelas seorang sumber internal yang hadir dalam rapat tersebut.

Sinergi Pemerintah dan Danantara untuk Pertumbuhan Ekonomi

Secara keseluruhan, arah pembahasan dalam rapat Dewas menegaskan sinergi kuat antara pemerintah dan Danantara dalam mengelola aset negara.

 Dengan dukungan keuangan dari dividen BUMN dan pengawasan lintas kementerian, lembaga ini diharapkan menjadi motor penggerak investasi nasional yang berkelanjutan.

Rapat Dewas yang berlangsung dinamis tersebut mencerminkan upaya kolektif untuk memperkuat fondasi Danantara sebagai sovereign wealth fund yang kredibel dan adaptif. 

Ke depan, keberlanjutan kepemimpinan Erick Thohir di Dewas diharapkan mampu menjaga kesinambungan arah kebijakan dan memperkuat posisi Indonesia dalam lanskap investasi global.

Dengan demikian, meski terjadi pergeseran posisi menteri di kabinet, koordinasi antarpejabat kunci di Danantara tetap solid. Purbaya dan Erick sepakat menjaga arah lembaga ini agar tetap fokus pada misi utamanya: mengelola kekayaan negara secara produktif dan berkelanjutan untuk kemakmuran rakyat.

Terkini