Wika Gedung Fokus Optimalisasi Aset, Siapkan Divestasi Rp 100 Miliar di 2026

Kamis, 16 Oktober 2025 | 10:50:01 WIB
Wika Gedung Fokus Optimalisasi Aset, Siapkan Divestasi Rp 100 Miliar di 2026

JAKARTA - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE), anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, menegaskan strategi keuangan jangka menengahnya dengan fokus pada efisiensi aset dan peningkatan likuiditas.

 Melalui langkah divestasi aset yang ditargetkan mencapai Rp 100 miliar pada 2026, WEGE berupaya memperkuat struktur keuangan perusahaan dan menyeimbangkan portofolio bisnis di tengah tantangan industri konstruksi nasional.

Direktur Keuangan, Human Capital, dan Manajemen Risiko WEGE, Hartanto Karti Raharjo, menjelaskan bahwa kebijakan divestasi ini merupakan bagian dari strategi optimalisasi aset, yang mencakup pelepasan aset nonproduktif maupun aset yang sudah tidak sesuai dengan arah pengembangan bisnis.

“Kami memiliki dua jenis aset, yaitu aset aktif dan aset persediaan. Untuk divestasi, fokus kami ada pada aset yang bersifat persediaan, seperti tanah dan apartemen, serta beberapa aset produksi dengan tingkat produktivitas yang belum sesuai rencana,” kata Hartanto dalam Media Gathering WEGE.

Langkah Efisiensi Melalui Penjualan Aset

Hartanto menjelaskan bahwa meski beberapa aset seperti tanah memiliki potensi untuk dikembangkan, kebijakan korporasi dari induk usaha, WIKA Group, membatasi investasi baru di luar proyek inti. Karena itu, aset-aset tersebut lebih tepat untuk dijual demi menghasilkan likuiditas baru bagi perusahaan.

“Tanah itu sebenarnya bisa kami kembangkan. Tapi kebijakan dari WIKA Group tidak boleh investasi. Jadi, dari situ akan kami jual,” ujarnya.

Langkah tersebut sejalan dengan upaya WEGE untuk menekan beban modal dan meningkatkan efisiensi keuangan di tengah situasi pasar yang masih menantang. 

Dengan strategi tersebut, perusahaan berharap dapat menyeimbangkan arus kas operasional sekaligus memperkuat posisi keuangan untuk ekspansi bisnis yang lebih fokus pada proyek berdaya saing tinggi.

Target Bertahap Menuju 2026

Untuk mendukung implementasi strategi ini, WEGE telah menyiapkan rencana divestasi bertahap mulai tahun 2025. Pada periode tersebut, perusahaan menargetkan nilai divestasi sebesar Rp 50 miliar, kemudian meningkat dua kali lipat menjadi Rp 100 miliar di tahun 2026.

Menurut Hartanto, proses identifikasi dan penilaian aset yang akan dijual telah dilakukan dengan cermat. WEGE bahkan sudah memiliki sejumlah calon pembeli potensial yang menunjukkan minat terhadap beberapa aset persediaan yang ditawarkan.

“Kami sudah menjalin pembicaraan intens dengan calon pembeli potensial. Ini menunjukkan bahwa aset yang kami miliki memang masih menarik bagi pasar, terutama karena lokasinya yang strategis dan memiliki nilai ekonomi jangka panjang,” jelasnya.

Dorong Kinerja Keuangan dan Arah Bisnis Berkelanjutan

Selain untuk memperkuat posisi kas, hasil dari divestasi aset ini juga akan digunakan untuk mendukung kebutuhan operasional serta proyek-proyek baru yang lebih produktif. 

WEGE berkomitmen mengarahkan hasil penjualan aset untuk memperkuat proyek inti yang selaras dengan strategi bisnis berkelanjutan dan kebijakan lingkungan, sosial, serta tata kelola (ESG).

Kebijakan ini juga dinilai sebagai langkah cerdas untuk mengantisipasi kondisi pasar konstruksi nasional yang dinamis. Dengan mengurangi beban aset tidak produktif, perusahaan bisa lebih adaptif terhadap permintaan pasar dan mempercepat realisasi proyek prioritas.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka menengah WEGE untuk tetap menjaga kesehatan keuangan sekaligus memperkuat kontribusinya terhadap portofolio WIKA Group secara keseluruhan.

WEGE Tetap Optimistis Hadapi Tantangan

Meski industri konstruksi masih menghadapi tekanan akibat perlambatan proyek pemerintah dan sektor properti, WEGE tetap optimistis menatap masa depan. Dengan strategi efisiensi dan fokus pada pengelolaan aset, perusahaan berharap bisa mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

Sebelumnya, WEGE juga menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp 3 triliun pada 2026, sebagai bagian dari langkah memperluas portofolio bisnis dan memperkuat posisi di pasar konstruksi nasional.

Hartanto menegaskan bahwa seluruh strategi ini, termasuk program divestasi, tidak hanya ditujukan untuk memperbaiki neraca keuangan, tetapi juga menciptakan nilai tambah jangka panjang bagi pemegang saham.

“Kami ingin memastikan setiap aset yang dimiliki bisa memberikan nilai optimal. Kalau ada yang tidak produktif, lebih baik dijual dan hasilnya digunakan untuk hal yang bisa meningkatkan nilai perusahaan,” tutup Hartanto.

Dengan strategi divestasi aset senilai Rp 100 miliar yang ditargetkan rampung pada 2026, WEGE memperlihatkan arah baru dalam pengelolaan keuangan yang lebih adaptif, disiplin, dan berorientasi pada nilai. 

Di tengah tantangan industri yang berubah cepat, langkah ini menjadi sinyal bahwa perusahaan tidak sekadar bertahan, tetapi juga menata ulang fondasi bisnisnya untuk tumbuh lebih sehat dan berkelanjutan.

Terkini