Timnas Indonesia Perlu Belajar Kesabaran dan Strategi Jangka Panjang

Selasa, 14 Oktober 2025 | 16:25:58 WIB
Timnas Indonesia Perlu Belajar Kesabaran dan Strategi Jangka Panjang

JAKARTA - Hasil putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia menjadi pelajaran berharga bagi sepak bola Indonesia. 

Kekalahan beruntun melawan Arab Saudi dan Irak menegaskan bahwa pembangunan sepak bola nasional membutuhkan kesabaran dan strategi jangka panjang. Pengamat menekankan pentingnya fondasi kuat dari usia muda hingga profesional.

Pelajaran dari Kekalahan Timnas

Dua kekalahan beruntun menyingkap realitas bahwa sepak bola Indonesia masih rapuh dari akar. Pengamat Anton Sanjoyo menilai, membangun prestasi bukan perkara semusim, tetapi proyek panjang lintas generasi. Kesabaran dan strategi jangka panjang menjadi kunci untuk mencetak talenta berkualitas.

Anton menyarankan agar fokus diarahkan pada pembangunan kompetisi usia muda, kepelatihan, perwasitan, dan infrastruktur yang solid. Langkah-langkah ini menjadi fondasi bagi timnas agar mampu bersaing di level Asia dan dunia. Pendekatan sistematis akan memastikan regenerasi pemain yang berkesinambungan.

Dengan pemahaman ini, kegagalan di kualifikasi dapat menjadi momentum evaluasi dan perbaikan. Alih-alih hanya menilai hasil akhir, fokus diarahkan pada proses panjang pembentukan tim yang kompetitif.

Kesabaran Jepang sebagai Contoh

Anton mencontohkan Jepang yang membutuhkan dua dekade untuk membangun sistem sepak bola nasional. Hasilnya, mereka kini menjadi langganan Piala Dunia dan salah satu kekuatan di Asia. Indonesia bisa meniru strategi serupa dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang melimpah.

Bangsa sebesar Indonesia memiliki potensi talenta sendiri yang harus diasah sejak dini. Pembangunan sepak bola membutuhkan konsistensi dalam kompetisi, pembinaan, dan regulasi yang mendukung pertumbuhan pemain muda. Kesabaran dan perencanaan matang menjadi modal utama.

Dengan mengikuti jejak negara-negara Asia lain, Indonesia memiliki peluang menciptakan sistem kompetitif yang menghasilkan pemain berkualitas dan timnas kuat di masa depan.

Perbaikan Kompetisi Lokal

Klub-klub Indonesia saat ini belum mampu bersaing di level Asia. Tiket playoff AFC Champions League 2 dan AFC Challenge League menjadi satu-satunya jatah, tanpa akses ke Liga Champions Asia Elite. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan kualitas klub dan kompetisi domestik.

Persib Bandung dan Dewa United menjadi wakil Indonesia di kompetisi Asia, namun mereka belum menghadirkan performa yang konsisten di tingkat elite. Evaluasi terhadap manajemen klub dan kualitas liga menjadi penting agar pemain terbiasa dengan standar kompetisi tinggi.

Perbaikan kompetisi lokal akan menjadi pondasi bagi timnas. Dengan klub yang kompetitif, regenerasi pemain lebih baik, dan persiapan menuju Piala Dunia dapat dilakukan dengan lebih realistis.

Fondasi Kuat untuk Mimpi Piala Dunia

Anton menegaskan bahwa mimpi ke Piala Dunia tanpa fondasi kuat adalah hal mustahil. Fokus pada pembangunan pemain muda, kepelatihan, dan manajemen klub harus menjadi prioritas. Strategi ini memastikan timnas Indonesia memiliki bekal yang cukup untuk bersaing di level internasional.

Dengan fondasi yang kokoh, kegagalan saat ini bisa menjadi pelajaran berharga. Timnas Indonesia dapat memanfaatkan evaluasi dan pengalaman sebagai modal meningkatkan kualitas permainan. Kesabaran, komitmen, dan perencanaan matang menjadi kunci kesuksesan jangka panjang.

Investasi dalam pembinaan pemain, kompetisi, dan infrastruktur akan menghasilkan generasi Garuda yang tangguh. Masa depan sepak bola Indonesia bergantung pada strategi yang berkesinambungan dan sabar.

Terkini