Trans7 Akui Kelalaian dan Minta Maaf ke Ponpes Lirboyo

Selasa, 14 Oktober 2025 | 12:43:13 WIB
Trans7 Akui Kelalaian dan Minta Maaf ke Ponpes Lirboyo

JAKARTA - Stasiun televisi Trans7 secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo atas kesalahan dalam narasi salah satu program yang menyinggung nama pesantren tersebut.

 Permintaan maaf itu disampaikan langsung oleh Production Director Trans7, Andi Chairil, sebagai bentuk tanggung jawab penuh dari pihak stasiun televisi atas kelalaian yang terjadi.

Dalam pernyataannya, Andi Chairil menegaskan bahwa Trans7 menyesali kesalahan penyiaran yang memunculkan nama Pondok Pesantren Lirboyo tanpa melalui proses penyuntingan dan penyaringan yang semestinya. 

Ia mengakui hal ini merupakan bentuk kelalaian internal dalam proses penayangan konten dari pihak luar yang tidak diperiksa secara menyeluruh.

“Kami mengakui kelalaian dalam isi pemberitaan itu, di mana kami tidak melakukan sensor yang mendalam secara teliti terhadap materi dari pihak luar. Namun, kami tidak berlepas tangan atas kesalahan tersebut,” kata Andi dalam pernyataannya.

Permintaan Maaf Disampaikan Langsung ke Pihak Lirboyo

Sebagai langkah tanggung jawab, pihak Trans7 menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada perwakilan Pondok Pesantren Lirboyo. 

Andi Chairil mengungkapkan bahwa permintaan maaf tersebut telah disampaikan kepada salah satu putra KH Anwar Manshur serta Gus Adib, yang merupakan pengasuh di pesantren tersebut.

Selain permintaan maaf secara lisan, Trans7 juga mengirimkan surat resmi sebagai bentuk permintaan maaf tertulis. Surat tersebut telah dikirimkan melalui pesan singkat dan akan segera diikuti dengan pengiriman dokumen fisik (hard copy) ke pihak pesantren.

“Kami telah menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada salah satu putra Kyai Haji Anwar Manshur pada Senin malam, dan juga kepada Gus Adib. Pagi ini kami pun sudah menyampaikan surat permintaan maaf resmi melalui pesan singkat untuk diteruskan kepada pimpinan Pondok Pesantren Lirboyo,” ujar Andi.

Klarifikasi Resmi di Tengah Keprihatinan Publik

Pernyataan maaf dari Trans7 disampaikan menyusul ramainya tanggapan publik dan kalangan pesantren atas tayangan yang dianggap tidak pantas karena menyebut nama Lirboyo tanpa konteks yang benar. 

Kejadian tersebut menjadi perhatian besar di kalangan santri, alumni, dan masyarakat yang menilai pesantren sebagai lembaga keagamaan harus dihormati secara utuh, terutama dalam konteks pemberitaan publik.

Dalam pernyataannya, Trans7 menegaskan tidak ada unsur kesengajaan dalam penyebutan nama Lirboyo. Kesalahan murni terjadi karena kelalaian dalam proses produksi yang tidak sesuai dengan prosedur penyaringan standar perusahaan.

“Sekali lagi, kami mohon dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya atas kelalaian kami. Ini akan menjadi pelajaran berharga bagi kami untuk lebih berhati-hati dan teliti, khususnya dalam memahami hubungan antara santri, para kyai, pengasuh, serta alumni,” kata Andi.

Komitmen Evaluasi dan Perbaikan Sistem Produksi

Trans7 menegaskan akan melakukan evaluasi internal terhadap mekanisme penyuntingan konten, terutama dalam program yang melibatkan pihak eksternal. Langkah ini diambil agar kesalahan serupa tidak terulang di masa depan.

Andi Chairil memastikan bahwa tim produksi Trans7 kini tengah menyusun prosedur standar baru (SOP) terkait peninjauan narasi dan penyebutan institusi keagamaan atau lembaga publik lainnya sebelum ditayangkan.

Menurutnya, setiap materi tayangan dari pihak luar harus melalui tahap verifikasi berlapis, melibatkan tim sensor internal dan penanggung jawab redaksi untuk menjamin akurasi serta etika penyiaran.

“Kami berkomitmen memperbaiki sistem dan memastikan setiap konten yang tayang sesuai dengan standar jurnalistik serta menghormati nilai-nilai sosial dan keagamaan yang berlaku,” ujarnya.

Respons dan Harapan dari Kalangan Pesantren

Meskipun pihak Lirboyo belum memberikan pernyataan resmi ke publik, permintaan maaf dari Trans7 ini disambut positif oleh berbagai pihak yang berharap masalah tersebut dapat diselesaikan secara baik. 

Kalangan pesantren menilai langkah cepat Trans7 dalam mengakui kesalahan dan menyampaikan permintaan maaf langsung merupakan bentuk tanggung jawab moral yang patut diapresiasi.

Beberapa tokoh pesantren juga menekankan pentingnya literasi media dan sensitivitas keagamaan dalam dunia penyiaran, terutama ketika menyangkut lembaga pendidikan Islam yang memiliki sejarah panjang dan pengaruh luas di masyarakat.

Insiden ini diharapkan menjadi pelajaran bagi seluruh lembaga penyiaran di Indonesia agar lebih berhati-hati dalam menyusun narasi yang melibatkan lembaga keagamaan, guna menghindari kesalahpahaman dan menjaga kehormatan pesantren sebagai pusat pendidikan moral dan spiritual bangsa.

Pelajaran Penting untuk Dunia Penyiaran Nasional

Kasus ini sekaligus menjadi pengingat penting bagi industri media tentang pentingnya kehati-hatian dan tanggung jawab sosial dalam setiap pemberitaan. 

Di tengah era informasi cepat, kesalahan sekecil apa pun dapat menimbulkan dampak besar, terutama jika menyangkut lembaga keagamaan yang sangat dihormati masyarakat.

Trans7 menegaskan bahwa insiden ini akan menjadi refleksi dan titik balik untuk memperkuat profesionalisme di internal perusahaan. Selain memperketat pengawasan redaksi, pihaknya juga akan meningkatkan pelatihan bagi tim produksi terkait etika komunikasi publik.

“Kesalahan ini menjadi pengingat bagi kami untuk selalu mengutamakan ketelitian, rasa hormat, dan tanggung jawab moral dalam setiap tayangan. Kami berkomitmen menjaga kepercayaan masyarakat dan terus memperbaiki diri,” tutup Andi Chairil.

Menuju Media yang Lebih Etis dan Bertanggung Jawab

Permintaan maaf terbuka dari Trans7 menjadi contoh bahwa transparansi dan akuntabilitas masih menjadi nilai penting dalam dunia penyiaran. 

Langkah cepat dalam merespons kesalahan menunjukkan kesadaran industri media akan pentingnya menjaga hubungan baik dengan masyarakat, terutama dengan lembaga-lembaga pendidikan dan keagamaan.

Dengan komitmen evaluasi dan pembenahan yang kuat, publik berharap insiden ini dapat memperkuat standar etika media nasional dan menjadi momentum bagi Trans7 serta lembaga penyiaran lain untuk membangun ruang publik yang lebih sehat, berimbang, dan menghargai keberagaman nilai di Indonesia.

Terkini