Tiga Eks Pemain Manchester United yang Bersinar Setelah Dibuang Klub

Sabtu, 11 Oktober 2025 | 09:34:45 WIB
Tiga Eks Pemain Manchester United yang Bersinar Setelah Dibuang Klub

JAKARTA - Manchester United dikenal sebagai salah satu klub dengan ekspektasi tinggi terhadap para pemainnya. Setiap musim, deretan bintang baru datang dengan harapan mampu mengembalikan kejayaan Setan Merah. 

Namun, kerasnya atmosfer di Old Trafford kerap membuat banyak talenta gagal menunjukkan kemampuan terbaiknya. Beberapa di antaranya bahkan terpaksa angkat kaki karena dianggap tidak sesuai dengan visi pelatih atau tuntutan permainan klub.

Namun menariknya, sejumlah pemain yang sempat tersisih justru menemukan kembali sinar kariernya di klub lain. Setelah meninggalkan Manchester United pada bursa transfer musim panas lalu, mereka menunjukkan performa impresif dan seakan membuktikan bahwa keputusan melepas mereka bukanlah langkah tepat.

Musim ini, ada tiga nama yang mencuri perhatian setelah meninggalkan Old Trafford, yakni Marcus Rashford, Andre Onana, dan Rasmus Hojlund. Ketiganya kini menjadi contoh bahwa kadang, perpisahan justru membuka jalan menuju kebangkitan.

1. Marcus Rashford – Kembali Menemukan Ketajaman di Barcelona

Nama Marcus Rashford sudah lama menjadi sorotan di Manchester United. Sebagai jebolan akademi klub, ekspektasi besar selalu melekat di pundaknya.

Sayangnya, performa sang winger kerap dianggap menurun, terutama sejak kedatangan pelatih Ruben Amorim. Rashford dinilai kurang cocok dengan sistem permainan sang pelatih yang menuntut efisiensi dan transisi cepat.

Akibatnya, Rashford harus menerima kenyataan pahit dipinjamkan ke Aston Villa pada paruh musim 2024/2025. Namun, nasib serupa kembali menimpanya ketika akhirnya dipinjamkan ke Barcelona pada musim panas 2025.

Keputusan itu ternyata menjadi titik balik bagi pemain berusia 27 tahun tersebut. Di bawah asuhan pelatih baru dan atmosfer kompetitif La Liga, Rashford tampil lebih segar dan bebas. Ia menunjukkan bahwa dirinya masih memiliki naluri menyerang tajam yang dulu sempat membuatnya jadi andalan di Premier League.

Dalam 10 laga awal bersama Barcelona, Rashford mencatatkan tiga gol dan empat assist, sebuah peningkatan yang cukup signifikan dibanding masa-masanya di MU. 

Momen terbaiknya datang di ajang Liga Champions, ketika ia memborong dua gol melawan Newcastle United dan membantu Blaugrana meraih kemenangan penting di St James’ Park.

Performa ini membuat banyak pihak menilai bahwa Barcelona bisa saja mempertimbangkan opsi permanen untuk Rashford jika tren positifnya terus berlanjut.

2. Andre Onana – Bangkit dari Sorotan Negatif di Trabzonspor

Tak ada pemain Manchester United yang lebih sering menjadi bahan kritik dibanding Andre Onana dalam dua musim terakhir. Didatangkan oleh Erik Ten Hag untuk menggantikan David De Gea, Onana sempat diharapkan membawa stabilitas di bawah mistar gawang. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Blunder demi blunder membuat kiper asal Kamerun itu kehilangan kepercayaan publik Old Trafford. Banyak fans menganggap Onana menjadi titik lemah pertahanan MU, terutama di laga-laga besar.

Kesabaran klub pun akhirnya habis. Pada musim panas 2025, Onana dipinjamkan ke Trabzonspor, klub asal Turki yang berani memberikan kesempatan kedua untuknya.

Tak disangka, keputusan itu justru menjadi langkah penyelamat kariernya. Onana langsung tampil mengesankan di laga debut meski timnya kalah 0-1. Ia bahkan terpilih sebagai man of the match berkat refleks cepat dan penyelamatan krusial yang ia lakukan.

Pada pertandingan berikutnya, ia kembali menunjukkan kontribusi besar dengan mencatatkan satu assist, membantu timnya bermain imbang 1-1 melawan Gaziantep FK.

Performa impresif ini membuat publik Turki mulai mengakui kualitas Onana yang sempat hilang di Premier League. Ia kini terlihat lebih percaya diri, dan bagi banyak pengamat, ini bisa menjadi titik kebangkitan sang kiper untuk mengembalikan reputasinya di kancah Eropa.

3. Rasmus Hojlund – Terlahir Kembali Bersama Napoli

Nama terakhir yang layak disorot adalah Rasmus Hojlund, striker muda yang sempat digadang-gadang sebagai proyek jangka panjang Manchester United. Namun, perjalanan kariernya di Old Trafford berjalan tidak mulus.

Statistiknya di musim 2024/2025 tergolong mengecewakan, dan hal itu membuat pelatih Ruben Amorim memutuskan untuk tidak memasukkan Hojlund dalam rencana musim 2025/2026.

Alih-alih bertahan di Premier League, penyerang asal Denmark itu memilih kembali ke Serie A, kompetisi yang pernah membesarkan namanya. Napoli datang dengan tawaran pinjaman dan kepercayaan bahwa Hojlund masih memiliki potensi besar untuk berkembang.

Pilihan itu terbukti tepat. Dalam 14 menit laga debutnya, Hojlund langsung mencetak gol perdana bagi Il Partenopei, menandakan bahwa ia siap membuka lembaran baru. 

Hingga pekan ini, ia telah mengoleksi empat gol dalam enam laga, termasuk dua gol penting di Liga Champions melawan Sporting Lisbon yang membawa Napoli meraih kemenangan.

Dari penyerang yang sempat diragukan, Hojlund kini kembali menjadi mesin gol berbahaya. Banyak fans Napoli bahkan mulai menyebutnya sebagai reinkarnasi semangat muda Edinson Cavani.

Kesimpulan: Dibuang MU, Justru Makin Bersinar

Kisah Rashford, Onana, dan Hojlund menjadi gambaran menarik tentang bagaimana tekanan di Manchester United bisa menenggelamkan potensi seorang pemain. Namun di sisi lain, lingkungan baru yang lebih mendukung justru mampu memunculkan versi terbaik mereka.

Bagi ketiganya, meninggalkan Old Trafford bukan akhir perjalanan, melainkan awal dari babak baru yang lebih menjanjikan. Mereka membuktikan bahwa kadang, keputusan klub melepas pemain tidak selalu berarti akhir dari karier—melainkan kesempatan untuk bersinar di tempat lain.

Dan bagi Manchester United sendiri, mungkin inilah saatnya untuk belajar bahwa tidak semua pemain gagal karena kualitas, tetapi karena lingkungan dan sistem yang belum sepenuhnya mendukung mereka berkembang.

Terkini