ASSA Siapkan Armada Baru dan Perluas Bisnis, Realisasikan Capex Rp 900 Miliar di 2025

Kamis, 09 Oktober 2025 | 13:18:03 WIB
ASSA Siapkan Armada Baru dan Perluas Bisnis, Realisasikan Capex Rp 900 Miliar di 2025

JAKARTA - PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) semakin agresif memperkuat bisnis utamanya di sektor penyewaan kendaraan.

Hingga pertengahan 2025, perusahaan transportasi dan logistik ini telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 900 miliar, dari total anggaran Rp 1,5 triliun yang dialokasikan sepanjang tahun.

Langkah ekspansif tersebut menjadi bagian dari strategi jangka panjang ASSA dalam memperbesar kapasitas armada, memperluas jangkauan layanan, dan memperkuat sinergi di tiga pilar bisnis utama: rental kendaraan, logistik, dan ekosistem kendaraan bekas.

Fokus Ekspansi Armada Rental Mobil

Corporate Secretary ASSA, Jerry Fandy, menjelaskan bahwa sebagian besar dana capex tahun ini dialokasikan untuk penambahan armada kendaraan baru, yang dilakukan secara bertahap mengikuti kebutuhan pasar dan proyeksi pertumbuhan bisnis.

“Sampai saat ini, ASSA mengelola sekitar 30.000 unit kendaraan. Setiap tahunnya kami membeli sekitar 4.000–5.000 kendaraan baru, baik untuk menggantikan armada yang sudah masuk usia peremajaan maupun memenuhi permintaan baru,” kata Jerry.

Dengan tambahan armada tersebut, perusahaan menargetkan pertumbuhan pendapatan bisnis rental kendaraan sebesar 5%–10% pada 2025.

ASSA melihat peluang besar di sektor penyewaan mobil korporasi maupun individu seiring meningkatnya mobilitas pasca-pandemi. Peningkatan permintaan juga datang dari segmen perusahaan logistik, transportasi karyawan, serta layanan jangka panjang untuk instansi dan perusahaan besar.

Strategi Manajemen Risiko dan Efisiensi Pendanaan

Meski agresif memperluas kapasitas, Jerry menegaskan bahwa ASSA tetap berhati-hati dalam mengelola pembiayaan. Sebagian besar pendanaan bisnis rental kendaraan berasal dari pinjaman bank, dengan tenor rata-rata empat tahun.

“Perusahaan menjaga manajemen risiko secara ketat agar keseimbangan antara ekspansi dan kesehatan keuangan tetap terjaga,” ujarnya.

Pendekatan disiplin dalam manajemen keuangan tersebut menjadi fondasi penting bagi ASSA untuk mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan, terutama di tengah dinamika suku bunga global dan volatilitas ekonomi.

Kinerja Positif di Semester I-2025

ASSA menunjukkan performa yang solid sepanjang paruh pertama 2025. Pendapatan perusahaan mencapai Rp 2,84 triliun, naik 20% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Pencapaian ini menandakan bahwa bisnis perusahaan masih berjalan on track sesuai target yang ditetapkan untuk tahun ini.

“Dari tiga pilar utama — rental, logistik, dan ekosistem kendaraan bekas — kami terus mengoptimalkan sinergi untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan,” jelas Jerry.

Kinerja yang kuat tersebut juga mencerminkan keberhasilan ASSA dalam menyeimbangkan portofolio bisnisnya, di mana pertumbuhan di satu sektor mampu menopang stabilitas sektor lain saat menghadapi tantangan pasar.

Ekspansi di Segmen Logistik: Perkuat Infrastruktur dan Layanan

Tak hanya memperluas lini rental kendaraan, ASSA juga mempercepat ekspansi di sektor logistik, salah satu pilar bisnis yang tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Melalui unit bisnis Cargoshare, perusahaan memperluas jangkauan hub di sejumlah lokasi produktif untuk meningkatkan efisiensi distribusi. 

Selain itu, ASSA juga memperkuat layanan rantai dingin (cold chain) melalui unit Coldspace, yang menargetkan pasar distribusi makanan, farmasi, dan kebutuhan industri yang memerlukan penyimpanan bersuhu rendah.

“Penambahan gudang baru di Pulo Gadung ditargetkan mulai beroperasi pada akhir tahun ini,” kata Jerry.

Langkah tersebut diharapkan mampu memperbesar kontribusi bisnis logistik terhadap total pendapatan perusahaan, sekaligus memperkuat ekosistem layanan end-to-end di sektor transportasi dan distribusi nasional.

Bisnis Kendaraan Bekas Terus Ekspansi Lewat Caroline.id

Selain rental dan logistik, ASSA juga terus memperkuat posisi di segmen kendaraan bekas melalui anak usahanya, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC), yang mengelola platform jual-beli mobil Caroline.id.

Hingga Juli 2025, Caroline.id telah memiliki 18 cabang yang tersebar di berbagai wilayah strategis Indonesia, dan masih berencana membuka cabang baru di daerah potensial lainnya.

Ekspansi ini sejalan dengan meningkatnya permintaan kendaraan bekas yang berkualitas serta tren pembelian mobil secara daring yang kian populer di kalangan konsumen muda.

Dengan pendekatan berbasis teknologi dan sistem penilaian kendaraan yang transparan, Caroline.id berupaya menjadi solusi terpercaya bagi masyarakat yang ingin membeli mobil bekas dengan aman dan praktis.

Sinergi Tiga Pilar Bisnis Dorong Pertumbuhan Jangka Panjang

ASSA kini dikenal sebagai salah satu perusahaan transportasi dan logistik terbesar di Indonesia yang memiliki portofolio usaha terintegrasi. Sinergi antara rental mobil, logistik, dan kendaraan bekas diyakini menjadi faktor utama yang menjaga pertumbuhan bisnis tetap solid.

Jerry menegaskan, strategi perusahaan bukan hanya mengejar pertumbuhan jangka pendek, melainkan juga membangun ekosistem bisnis mobilitas yang berkelanjutan.

“Dari tiga pilar utama rental, logistik, dan ekosistem kendaraan bekas, kami terus mengoptimalkan sinergi untuk pertumbuhan berkelanjutan,” ujarnya.

Dengan kombinasi antara investasi pada armada baru, ekspansi jaringan logistik, dan transformasi digital di lini kendaraan bekas, ASSA berambisi memperkuat peran sebagai penyedia solusi mobilitas terdepan di Indonesia.

Kesimpulan: Ekspansi Terukur, Bisnis Semakin Solid

Realisasi capex Rp 900 miliar pada paruh pertama 2025 menjadi bukti komitmen ASSA untuk terus tumbuh dan berinovasi di tengah tantangan ekonomi.

Dengan strategi ekspansi yang terukur dan sinergi lintas lini usaha, perusahaan optimistis mampu mempertahankan tren pertumbuhan positif hingga akhir tahun.

Melalui kombinasi inovasi digital, efisiensi operasional, dan manajemen risiko yang kuat, ASSA semakin kokoh sebagai pemain utama di industri transportasi dan logistik nasional — sekaligus membuktikan bahwa ekspansi besar tidak harus mengorbankan keberlanjutan bisnis.

Terkini