Harga Emas Dunia Terus Menguat, Investor Global Dorong Reli Logam Mulia

Kamis, 09 Oktober 2025 | 09:58:20 WIB
Harga Emas Dunia Terus Menguat, Investor Global Dorong Reli Logam Mulia

JAKARTA - Harga emas terus mencatat penguatan signifikan di pasar global, didorong ketidakpastian geopolitik, ekspektasi pemangkasan suku bunga AS, serta arus investasi yang tinggi ke aset safe haven.

Kinerja emas yang kuat sepanjang 2025 menjadikannya salah satu aset paling menarik bagi investor.

Harga Emas Menembus Level Tertinggi

Harga emas bertahan di atas US$4.000 per troy ounce karena meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global. Investor beralih ke emas sebagai aset safe haven untuk melindungi nilai investasi mereka dari fluktuasi pasar.

Data pasar menunjukkan harga emas spot naik 1,7% ke US$4.050,24 per troy ounce, sementara emas berjangka Desember 2025 menguat 1,7% menjadi US$4.070,5.

Matthew Piggott, Direktur Emas dan Perak Metals Focus, menekankan bahwa penguatan ini didukung kondisi makroekonomi yang mendukung aset safe haven. Menurutnya, kekhawatiran terhadap aset lindung nilai tradisional lainnya memperkuat minat investor pada emas.

Kinerja ini menempatkan emas sebagai salah satu instrumen dengan pengembalian terbaik, melampaui pasar saham global maupun aset digital seperti bitcoin.

Faktor Pendukung Reli Emas

Sepanjang 2025, harga emas meningkat 54% setelah naik 27% pada 2024, mencatat performa luar biasa dibanding aset lain. Kenaikan harga emas ditopang ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, ketidakpastian politik, dan pembelian besar oleh bank sentral.

Selain itu, arus dana masuk ke exchange-traded fund (ETF) dan pelemahan dolar AS semakin mendorong reli emas.

Piggott menambahkan, dengan kondisi faktor pendukung yang masih berlangsung hingga 2026, tidak ada katalis signifikan yang dapat menahan kenaikan emas.Ia memperkirakan emas akan terus menanjak, bahkan menantang level US$5.000 per troy ounce.

Momentum ini menunjukkan bahwa investor tetap optimistis terhadap kinerja jangka panjang logam mulia tersebut.

Ketegangan Global dan Dampak Kebijakan AS

Penutupan sebagian pemerintahan AS yang memasuki hari kedelapan menunda rilis data ekonomi penting, sehingga investor mengandalkan data non-pemerintah. Pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan berikutnya, dengan peluang pemangkasan serupa pada Desember.

Risalah rapat The Fed menyoroti risiko pasar tenaga kerja yang meningkat, walaupun inflasi tetap menjadi perhatian utama.

Ketegangan global, termasuk konflik di Timur Tengah dan perang Ukraina, meningkatkan permintaan emas sebagai aset aman. Gejolak politik di Prancis dan Jepang turut memperkuat aliran modal ke emas, meningkatkan harga logam mulia.

Data World Gold Council menunjukkan aliran dana masuk ke ETF emas mencapai US$64 miliar sepanjang tahun, termasuk rekor bulanan US$17,3 miliar pada September.

Dampak pada Logam Mulia Lain

Kenaikan harga emas juga berdampak pada logam mulia lain seperti perak, platinum, dan palladium. HSBC menaikkan proyeksi harga perak menjadi US$38,56 per troy ounce untuk 2025 dan US$44,50 untuk 2026, didukung ekspektasi harga emas tinggi dan permintaan investor meningkat.

Harga perak sempat mencetak rekor dengan kenaikan 3,2% ke US$49,39 per troy ounce, setelah menyentuh level tertinggi sepanjang masa US$49,57.

Suki Cooper dari Standard Chartered Bank menekankan bahwa pasar perak terus mengetat akibat kenaikan biaya sewa, stok Comex yang tinggi, dan permintaan musiman India.

Momentum penguatan juga terlihat pada platinum yang naik 3% ke US$1.666,47 per troy ounce, tertinggi sejak Februari 2013. Sementara palladium melonjak 8,4% menjadi US$1.449,69 per troy ounce, level tertinggi dalam lebih dari dua tahun terakhir.

Reli logam mulia ini menunjukkan bahwa investor global masih menganggap emas dan logam lainnya sebagai alat lindung nilai yang efektif. Ketidakpastian ekonomi, geopolitik, dan kebijakan moneter akan terus mendorong minat pada aset safe haven.

Dengan dukungan arus investasi yang kuat, logam mulia berpotensi mempertahankan tren kenaikan hingga akhir 2025 dan awal 2026.

Terkini