JAKARTA - Ribuan prajurit TNI berkumpul di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, dalam sebuah kegiatan doa istighosah yang digelar secara khidmat. Dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, kegiatan ini bukan sekadar ritual spiritual, melainkan juga simbol kebersamaan dan wujud nyata komitmen menjaga persatuan serta kesatuan bangsa di tengah dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ikhtiar Spiritual untuk Bangsa
Kegiatan doa bersama ini menghadirkan suasana penuh khidmat. “Dalam suasana khidmat, doa bersama dipanjatkan dengan penuh harapan agar Indonesia senantiasa diberi perlindungan, kekuatan, dan kedamaian,” kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah.
Tidak hanya diikuti oleh personel militer, kegiatan ini juga melibatkan ratusan anak yatim. Kehadiran mereka menjadi simbol kepedulian sekaligus doa tulus dari generasi penerus bangsa, menegaskan bahwa fondasi kekuatan Indonesia lahir dari solidaritas lintas generasi.
Pentingnya Spiritualitas dalam Kekuatan Bangsa
Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Adi Hidayat menyampaikan ceramah yang menekankan pentingnya menjaga spiritualitas sebagai landasan kekuatan bangsa. “Jika negara ingin kokoh, jika negara ingin kuat, maka falya buduu rabba haadzal bait, jaga nilai-nilai spiritualitas kita karena semua apa yang kita kerjakan itu sumbernya bersumber dari kebersihan jiwa kita,” ujarnya.
Ustaz Adi menambahkan bahwa bangsa Indonesia sudah memiliki modal besar dalam membangun kekuatan pertahanan. Namun, modal tersebut harus dibarengi dengan kemampuan beradaptasi terhadap perkembangan zaman sesuai Visi dan Misi TNI Prima.
Profesionalisme TNI dalam Era Modern
Menurut ceramah tersebut, TNI telah menunjukkan profesionalisme dan responsif yang luar biasa dalam berbagai tugasnya. “Integratif dengan segala unsur yang lain, modern, alutsista sudah bagus, perlengkapan sudah baik, tinggal bagaimana kita beradaptasi dengan suasana yang terus berubah,” tambah Ustaz Adi.
Kegiatan doa di Monas ini menjadi pengingat bahwa kekuatan bangsa tidak hanya lahir dari ketangguhan militer semata, tetapi juga dari kekuatan iman dan doa-doa tulus rakyat. Sinergi antara ketiga elemen tersebut diyakini menjadi fondasi yang kokoh untuk menghadapi tantangan nasional dan global.
Soliditas TNI dan Kedekatan dengan Rakyat
TNI menegaskan komitmennya untuk menjaga soliditas internal, memperkuat sinergi lintas elemen bangsa, serta tetap dekat dengan rakyat. Pendekatan ini menunjukkan bahwa persatuan Indonesia bukan hanya slogan, tetapi praktik nyata yang dijalankan melalui interaksi antara aparat keamanan dan masyarakat.
Kehadiran anak-anak yatim dan doa bersama ini juga menjadi sarana penguatan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial, yang menjadi bagian integral dari strategi TNI dalam membangun hubungan harmonis dengan rakyat.
Instruksi Presiden Terkait Keamanan
Menyikapi aksi demonstrasi yang terjadi beberapa waktu terakhir, Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya soliditas TNI dan Polri dalam mewujudkan keamanan serta kenyamanan masyarakat. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan bahwa Presiden menugaskan Kapolri dan Panglima TNI untuk mengambil langkah-langkah terukur dan tegas terhadap kegiatan pelanggaran hukum.
“Selain itu, dengan memperhatikan faktor-faktor keamanan, baik yang dimiliki secara individu, pribadi, dan pejabat serta institusi negara, beliau telah menugaskan kepada Kapolri dan Panglima TNI untuk tidak ragu-ragu mengambil langkah-langkah terukur dan tegas terhadap terjadinya kegiatan pelanggaran hukum dan pelanggaran terhadap penegakkan hukum,” kata Menhan.
Presiden juga menegaskan bahwa segala tindakan kriminal, termasuk pengerusakan fasilitas umum maupun harta pribadi, harus ditindak tegas sesuai hukum. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga keamanan nasional sambil tetap menghormati hak-hak warga negara.
Sinergi antara Ketangguhan Militer dan Doa Rakyat
Doa bersama di Monas bukan sekadar ritual, tetapi menjadi simbol sinergi antara ketangguhan militer, kekuatan iman, dan doa tulus rakyat. Sinergi ini diyakini memperkuat persatuan bangsa dan menjadi pondasi bagi Indonesia untuk terus menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa TNI tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik dan alutsista, tetapi juga menekankan nilai-nilai spiritual dan sosial. Dengan demikian, pertahanan negara menjadi lebih holistik, menggabungkan profesionalisme, modernitas, serta nilai-nilai kemanusiaan.
Fondasi Persatuan Bangsa
Kegiatan doa bersama yang dipimpin Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto di Monas menjadi refleksi nyata bagaimana persatuan dan solidaritas bangsa dapat diperkuat melalui kekuatan spiritual dan kebersamaan. Sinergi antara aparat militer, rakyat, dan generasi penerus bangsa menegaskan bahwa fondasi Indonesia yang kuat lahir dari kolaborasi antara ketangguhan, iman, dan kepedulian sosial.
Langkah ini sekaligus menjadi pengingat bahwa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa adalah tanggung jawab semua elemen, baik aparat negara maupun masyarakat, agar Indonesia tetap kokoh, aman, dan damai.